Menurut data BPS angka kemiskinan di Kabupaten Semarang, yang diakses melalui semarangkab.bps.go.id menyatakan bahwa di tahun 2020 ada sekitar 79,88 jiwa atau 7,51% penduduk miskin di Kabupaten Semarang. Kondisi tersebut terjadi hampir menyeluruh, salah satunya di Desa Kesongo, kabupaten Semarang. Desa Kesongo memiliki mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai karyawan swasta, sebesar 19,07% atau kurang lebih 1.496 orang (Data Profil Desa Kesongo, 2024). Maka secara langsung ataupun tidak langsung masyarakat Desa Kesongo merasakan dampak dari covid-19, yaitu Para pekerja Swasta yang terkena PHK.
Berakibat pula pada angka pengangguran yang cukup tinggi di Desa Kesongo, menurut data dari profil Desa Kesongo tahun 2024 dinyatakan bahwa di akhir tahun 2020 ada sekitar 2.026 orang di Desa Kesongo yang berstatus belum/ tidak bekerja (Data Profil Desa Kesongo, 2024). Selain itu, mata pencarian lain yang ditempuh oleh masyarakat Desa Kesongo juga mengalami hambatan bekerja dalam masa pandemi covid-19. Sehingga mengakibatkan penurunan pendapatan hingga ekonomi yang lemah (Supriyadi, Wawancara 27 Desember 2023).
Berbagai masalah yang terjadi di Desa Kesongo pasca pandemi di tahun 2020 hingga 2021, mulai dari penurunan pendapatan, kelemahan ekonomi, hingga meningkatnya angka pengangguran, yang berujung pada Kemiskinan di masyarakat Desa Kesongo. Bahwasanya di akhir tahun 2020, ada sekitar 6% masyarakat Desa Kesongo yang mengalami kemiskinan (Supriyadi, Wawancara 27 Desember 2023). Pada Tahun 2024 kemiskinan masih menghantui Desa Kesongo, yaitu berdasarkan data Kemiskinan (RTM) di Desa Kesongo tahun 2024 mencapai 381 KK, meliputi 203 KK RTM Laki-laki dan 178 KK RTM Perempuan (Data Profil Desa Kesongo, 2024).
Melihat kondisi tersebut, maka pemerintah Desa Kesongo memiliki tanggung jawab untuk menangani/ meminimalisir masalah tersebut. Perlunya Tanggung jawab Pemerintah Desa Kesongo untuk menangani masalah tersebut, merupakan salah satu tugas dan fungsi pemerintah desa dalam melakukan pembangunan masyarakat, yaitu dengan bertanggung jawab atas peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Kesongo. Pada hakikatnya pemerintah desa Kesongo memiliki wewenang untuk menerapkan atau memberlakukan kebijakan guna mengatur dan menjalankan urusan pemerintahannya secara mandiri untuk memenuhi kepentingan masyarakat.
Salah satu program unggulan pemerintah desa kesongo adalah mewujudkan desa digital dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang dulunya serba dilakukan secara manual harus berubah menjadi digital.
Adapun latar belakang dari program desa digital adalah desa kesongo memiliki daya Tarik sumber daya alam dan ekonomi misalnya wilayah rawa yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pengrajin enceng gondok yang kini telah berdiri organisasi bengok craft. Harapannya desa digital selain dapat meningkatkan pelayanan masyarakat juga nantinya mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
Perubahan pelayanan secara digital merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari agar pelayanan desa tidak tertinggal dengan layanan di instansi kota pemerintah yang telah banyak menerapkan layanan online. Sehingga wilayah pedesaan agar dapat berubah menjadi lebih setara dengan perkotaan.
Menurut Supriyadi selaku kepala desa menjelaskan bahwa program desa digital adalah salah satu program yang masuk visi saya untuk meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan akses ekonomi masyarakat melalui digital marketing. “Alhamdulillah kini pelayanan dari pemerintah desa secara perlahan telah berubah dari manual menjadi digital. Misalnya layanan mandiri surat online dan layanan lapak desa yang memuat banyak produk UMKM Desa. Paparnya”
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah desa kesongo untuk menurunkan angka kemiskinan adalah dengan mengembangkan startegi pengembangan UMKM secara digital. Hal ini dilakukan dengan membuat layanan lapak/pasar online desa dan melakukan upaya pendampingan dengan mendaftarkan UMKM produk ungggulan misalnya bengok craft di e-commerce seperti shoppy Lazada dan lainnya.
Strategi ini dirasa cukup efektif dalam meningkatkan akses pemasaran di berbagai wilayah hingga tembus di pasar internasinal seperti spanyol. Berbagai produk UMKM di desa kesongo telah terdaftar di website resmi desa dan berbagai layanan e commerce lainnya.
Adanya digitalisasi dibidang pemasaran ini tidak terlepas dari adanya upaya pendampingan dari berbagai stakeholder terkait misalnya dari perguruan tinggi UIN Salatiga yang memberikan pendampingan langsung baik dari mahasiswa dan dosen. Mereka secara bersama melakukan praktik pengabdian masyarakat berbasis riset dan kebutuhan masyarakat.